Kamis, 11 November 2010

fungsi saliva

Saliva memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga efisiensi kerja tubuh dan menjaga kesehatan secara umum (Rensburg, 1995). Fungsi saliva biasanya baru dapat dirasakan jika produksinya telah berkurang (Kidd and Bechal, 1987). Beberapa fungsi saliva dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Fungsi Saliva pada Proses Pencernaan dan Pengunyahan

Enzim amilase yang terdapat pada saliva mampu menguraikan sebagian makanan yang mengandung tepung kanji dan glikogen (Amerongen, 1991). Saliva juga dapat membantu proses pengunyahan, sebab jika produksi saliva berkurang, makanan yang membutuhkan pengunyahan optimal akan sukar dilakukan dan dapat menimbulkan eksaserbasi pada mukosa mulut (Kidd and Bechal, 1987).

2) Fungsi Saliva dalam Proses Pengecapan Rasa

Saliva berperan dalam melarutkan bahan-bahan makanan yang memiliki rasa tertentu sehingga dapat diterima stimulusnya oleh reseptor-reseptor pengecap (Ganong, 1995). Penurunan jumlah saliva dapat mengganggu proses pengecapan, sukar mengunyah dan menelan, apalagi jika makanan tersebut kering atau kental (Kidd and Bechal, 1987).

3) Fungsi Saliva sebagai Bufer

Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat, serta kandungan amonia dan urea dalam saliva dapat menyangga dan menurunkan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula. Kapasitas bufer dan pH saliva erat hubungannya dengan kecepatan sekresinya. Peningkatan kecepatan sekresi saliva mengakibatkan naiknya kadar natrium dan bikarbonat saliva, sehingga kapasitas bufer saliva pun meningkat. Peningkatan kapasitas bufer dapat melindungi mukosa rongga mulut dari asam yang terdapat pada makanan saat muntah. Selain itu, penurunan pH plak sebagai akibat ulah organisme akan dihambat (Kidd and Bechal, 1987). Sistem bufer saliva membantu mempertahankan pH rongga mulut sekitar 7,0 (Ganong, 1995).

4) Fungsi Saliva dalam Proses Anti Bakteri

Saliva mengandung beberapa faktor yang dapat menghancurkan bakteri. Salah satunya adalah ion tiosianat dan beberapa enzim proteolitik seperti lisozim, yang dapat menyerang bakteri, membantu ion tiosianat memasuki bakteri yang kemudian menjadi bakterisidal, dan dapat pula mencerna partikel makanan sehingga dapat menghilangkan pendukung metabolisme bakteri (Guyton dan Hall, 1997)

5) Fungsi Saliva dalam Mencegah Karies

Difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH dan Fe ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi karies dini. Beberapa komponen saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi seperti lisozim, laktoperoksidase, dan laktoferin mempunyai daya anti bakteri yang langsung terhadap mikroflora tersebut, sehingga derajat asidogeniknya berkurang (Kidd and Bechal, 1987).

6) Fungsi Lubrikasi

Saliva dapat membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosa yang akan bertindak sebagai pelindung terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan dalam rongga mulut. Jika mukosa mulut tidak dilindungi oleh saliva, maka mukosa mulut akan mudah luka dan terkena infeksi. Peradangan mukosa ditandai oleh rasa nyeri atau seperti terbakar dan akan mengalami eksaserbasi oleh makanan pedas, buah-buahan, minuman panas, dan tembakau (Kidd and Bechal, 1987).

7) Fungsi Saliva dalam Menjaga Higiene Rongga Mulut

Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Jika jumlah saliva di dalam mulut menurun, akumulasi plak akan meningkat dan terjadi modifikasi flora plak sehingga jumlah Candida, Laktobasilus dan Streptococcus mutans makin banyak. Oleh karena itu, pada pasien yang menderita mulut kering akan sering terjadi infeksi kandida dan gingivitis. (Kidd and Bechal, 1987).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar